Sunday, August 31, 2014

Pengertian Minyak Bumi

Minyak bumi (bahasa inggrisnya petroleum, dan bahasa Latinnya petrus yang berarti karang dan oleum artinya minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi.


1.Teori Anorganik
     Menurut Berthelot (1866), minyak bumi berasal dari reaksi antara kalsium karbida (CaC2) dan air yang 
menghasilkan asetilen. Pada tempratur dan tekanan tinggi asetilen berubah menjadi minyak bumi.
CaCO3 + Alkali  -->    CaC2 + H2 O  -->  HC = CH   -->  Minyak Bumi

  CaCO3 sendiri diperoleh melalui reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali.
2.Teori Organik
Menurut Engler (1911), minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerobik 
jasad  renik (mikroorganisme) dan tumbuhan laut dalam batuan berpori yang berlangsung jutaan tahun 
melalui beberapa tahap sebagai berikut :
Deposit binatang dan tumbuhan berkumpul di dasar laut. Kemudian diikuti penguraian karbohidrat dan 
protein menjadi senyawa lain yang larut dalam air atau gas oleh bakteri pengurai dan senyawa lemak tetap 
dalam keadaan stabil. Tempratur dan tekanan tinggi mengakibatkan terbentuknya CO2 dan H2O serta 
rengkahan yang mengandung cairan  olefin. Karena pengaruh katalis, senyawa tidak jenuh berubah menjadi
hidrokarbon palafin (alkana).

Komposisi Minyak Bumi
Komponen utama penyusun minyak bumi adalah golongan alkana. Senyawa alkana yang banyak ditemukan  
dalam minyak bumi adalah normal heptana, normal oktana, dan isooktana (2,2,4- trimel pentana). Pada 
umumnya komponen dalam minyak bumi dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok besar, yaitu :
   1. Hidrokarbon jenuh, yang sering dikenal sebagai seri homolog alkana atau parafin; misalnya metana, etana, propana dan butana.
  2. Hidrokarbon tak jenuh, dikenal dengan seri homolog alkena; seperti etena, propena, dan butena.
  3. Hidrokarbon jenuh berantai siklik, dikenal dengan seri homolog sikloalkana atau naftena, seperti siklopropana, siklobutana, siklopentana, dan sikloheksana.
  4. Hidrokabon aromatik atau seri aromatik, misalnya naftalena dan antrasena.